Menjadi Beruk Senthong — 20 Tahun TSD

by - May 19, 2019


Sesaat setelah jam makan siang kala itu, aku naik ke lantai dua gedung student center di Realino. Aku celingak- celinguk mencari kehidupan di ruangan Teater Seriboe Djendela. Hampa, hanya terdapat sebuah tulisan tertempel di pintu ruangan itu, “Formulir” diikuti gambar panah ke arah bawah. Aku curi (karena tidak nembung dulu) selembar formulir. Sial, formulir ini meminta aku menyertakan foto, karena tak punya foto resmi maka ambil foto diri dari dalam dompetku. Foto aku sedang berdiri dengan celana panjang hitam dan bertelanjang dada. Aku pikir, ah bodo amat, kalau mereka butuh foto resmi besok kapan- kapan aku susulkan, sekarang seadanya dulu. Hari selanjutnya, aku letakkan formulir kembali ke tempat aku ambil kemarin.

Awal magang kami dititipkan pada beberapa senior (alumni). Aku dan kelompokku bersama mas Ricky Setiawan dan kelompok lainnya masing- masing dengan mas Danu dan mas Ari “Inyong”. Uniknya, pentas pertamaku di TSD justru bukan Pentas PAB. Kala aku hadir, TSD sedang punya gawe pentas Lapak Tilas.


Kala itu, kami yang masih magang diperbantukan dalam team setting dan sekaligus figuran. Selama latihan ini aku dan beberapa kawan berkenalan dengan senior- senior TSD. Ada sutradara maestro Doni Agung, Setting maestro yang kayak filsuf om Fred, Kang Ibang di Lighting, dan aktor- aktor TSD kalau itu: Tije, Gedheg, mak Via, Evi, Vita, 45, dan Egy.

Zaman itu ngrasakne, ming arep njedul 5 menit wae le make- up seka awan tekan sore, yen latihan seka maghrib nganti digusah satpam.


Proses setelahnya ya PAB, peran mbah Gito (Sutradaraku agak mbajing, aku dikasih peran kakek 80 tahun. Hehehe…) ternyata menjelma jadi trademark buatku sehingga hampir pada semua pentasku, aku jadi sosok tua.

Masa Mberuk bersama Septian, Egy, Patrick, Kribo dan Wedha menjadi kenangan luar biasa kala itu. Sebelum latihan muter-muter kampus mencari sisa rokok untuk dihisap ketika latihan.  Sejak itu, TSD menjadi rumah kedua yang nyaman sekali. Aku justru lebih banyak menghabiskan waktuku di ruangan Senthong.

Setiap pulang atau jeda kuliah (seringkali bahkan juga ketika jam kuliah) aku berada di Senthong, entah ada atau tidak ada proses pementasan. Kalau pas ndak ada pentas ya sudah, main kartu atau sekedar ngobrol ngalor-ngidul, nyanyi-nyanyi dengan speaker Senthong sambil headbang, curhat-curhatan, kadang juga pacaran dan ngrusuhi temen pacaran, kadang juga ngecrohi temen yang jomblo, (misalnya: Simon “Bakwan”), dan belum akan pulang kalau belum diusir satpam.


Tak jarang sehabis itu lanjut ngumpul di burjoan dan pulang ketika sudah jam 1 atau 2 pagi. Seolah jalan sepi sepanjang jalan Godean (kurang lebih 30an km) bukan suatu halangan. Yang penting bisa kumpul.  Kadang juga iseng banget, diskusi hal- hal tentang teater atau bahkan filsafat. Di TSD aku belajar banyak tentang teater, belajar jadi aktor, belajar nulis naskah, belajar baca puisi, belajar nulis puisi, belajar nyutradara, belajar jadi pimpro.

Sempat ada masa dimana aku menarik diri dari Senthong, merasa butuh mencari bentuk lain dan ilmu dari sumber lain. Ketika itu 45 Adi mengajakku menjajal proses bersama Forum Aktor di Teater Garasi. Tapi masih ada kegelisahan yang dalam. Aku belum menemukan bentuk yang benar- benar aku cari. Sampai suatu ketika, aku justru terjerumus dalam dunia panggung Kethoprak, seni drama tradisional itu. Bahkan sebuah pementasan Kethoprak di USD membawa aku bertemu pendiri TSD, kang Bambang. Beberapa perkumpulan KETHOPRAK aku ikuti setelah itu. Tujuh tahun aku menanam kenangan di TSD dan kini tiba saatnya menuai rindu dari kenangan yang ditanam.


Ternyata memang tak bisa semua kenangan selama tujuh tahun ini tertuang utuh pada kesempatan ini. Lain kali, kalau kita bersua akan aku ceritakan selebihnya. Intinya, TSD menjadi awal dan masa bertumbuhku sebagai manusia dengan teater.

Pentas Lapak Tilas, Sewu Siti, Tobong Kosong, Dewi, Sapu Tangan Fang Yin, dan Tunggal Yasa Lena Praja (1551) menjadi kenangan yang dalam dan menjadi tugu peringatanku secara pribadi bahwa aku pernah berproses sebagai warga TSD, menjadi salah satu dari beruk-beruk Senthong.

Dan, entah kapan aku pengen suatu saat bisa kembali berproses di TSD…

SELAMAT ULANG TAHUN KE- 20, TEATER SERIBOE DJENDELA.

SELAMAT ULTAH, KELUARGA…


Gaplek, 2019.



You May Also Like

2 komentar

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    ReplyDelete
  2. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete