Refleksi Rabu — Catatan Sebelum Pentas

by - October 01, 2018


Rabu, 26 September 2018
Pada malam hari ini saya mengikuti latihan dalam UKM TSD. Pada latihan hari ini, saya diberikan materi mengenai olah tubuh. Awalnya kami melakukan pemanasan dengan berlari, berjalan dengan tumit, bagian luar telapak kaki, dan bagian dalam telapak kaki. Dari hal tersebut kaki saya terasa tidak kuat ketika berjalan dengan tumit. Mungkin bisa dilihat bahwa tumit yang dimiliki itu cukup tebal. Namun bagi saya untuk berjalan dengan tumit, saya merasa tidak kuat untuk mejalani dengan waktu yang lama.

Kemudian setelah kami berlari seperti tadi, kami melakukan pemansan badan. Pemanasan ini membentuk formasi melingkar. Kemudian secara bergilirian kami memberikan instruksi dan hitungan. Setelah pemanasan, kami dibagi menjadi dua kelompok kecil. Di kelompok tersebut saya diberikan materi mengenai level. Level disini bukan seperti level papan atau level letak panggung.

Namun level disini adalah jalannya. Dari yang awalnya berdiri, kemudian berjalan seperti menuruni sebuah tangga. Sehingga lama-lama badan saya seperti turun ke bawah. Di pelatihan ini paha kaki saya yang kena. Maksudnya paha kaki saya yang paling pegal. Setelah selesai latihan tersebut saya melanjutkan diskusi dengan beberapa teman lain yang akan melakukan pentas di beberapa bulan ke depan.

Kami berdiskusi di sebelah pohon beringin Pascasarjana Universitas Sanata Dharma. Di sana kami melanjutkan pembahasan kami yang belum selesai di hari Senin, yaitu beat. Beat dalam naskah berarti perpindahan atmosfer yang terjadi atau emosi atau topik pembicaraan. Beat tidak bersifat permanen sehingga bisa diganti sesuai dengan kesepakatan bersama dengan kelompok serta sutradara atau astrada.

Pembahasan beat tidak semudah melihat “oh di sini ada konflik jadi di sini ada beat” atau “di sini membahas topik yang berbeda jadi ada beat yang berbeda juga”. Namun menentukannya perlu dengan membaca berulang-ulang agar mengerti benar hal yang dimaksudkan oleh naskahnya.

Setelah saya dan kelompok saya selesai, kami melanjutkan perbincangan mengenai latar belakang tokoh yang akan diperankan. Pembahasan yang sangat menyenangkan bagi saya. Hal tersebut membuat saya menjadi tahu tokoh yang akan saya perankan seperti apa. Kemudian pembahasannya juga cukup ekstrem karena saya juga harus berpikir dengan detail apa yang sudah diucapkan oleh teman saya yang lain. Keseruan tersebut membuat saya sangat antusias.

Leonardus Dwi Cahya Nugraha (Cahya).

You May Also Like

0 komentar