Pentas “Jaga Daru” (2014)

by - September 21, 2018



Pentas “Jaga Daru”, 27 November 2014

“Jaga Daru” mengangkat kisah tentang perniagaan tembakau dan problematika yang muncul dalam tata niaga komoditas berpita cukai itu. Sebuah desa bernama Kemloko menjadi tempat munculnya tembakau Srinthil, sebuah varietas tembakau yang paling mahal. Pabrik Rokok Aji Mumpung, sebuah badan usaha milik pemerintah daerah setempat, mencoba untuk membujuk petani pemilik lahan tempat Srinthil tumbuh agar mau menjual tembakau super itu ke pabrik.



Namun petani itu menolak dengan dalih hasil panen itu adalah haknya, dan dia ingin melelang Srinthil itu alih-alih menjualnya ke Aji Mumpung, agar ia memperoleh harga yang jauh lebih baik. Pada akhirnya, petani itu tewas sebagai korban kekerasan yang dilakukan oleh korporasi, yang dikendalikan pengusaha yang berafiliasi erat dengan pemerintah daerah, karena si petani tidak mau “ikut aturan.”



Berangkat dari keinginan untuk melihat tembakau dari sisi lain, pentas ini diawali dengan observasi ke Temanggung untuk menyaksikan denyut kehidupan ekonomi masyarakat yang didominasi oleh aroma tembakau. Pada akhirnya, tembakau sebagai salah satu komoditas pertanian penyumbang devisa terbesar di Indonesia berada dalam posisi dilematis. Dilenyapkan tidak mungkin, dikendalikan terlalu berisiko, dibiarkan akan mengganggu kesehatan.



Naskah ditulis oleh Agathon Hutama, Windy Christanti, dan Gabriela Melati Putri. Disutradarai oleh Doni Agung Setiawan dan Damiana Resya, dengan aktor Dionisius Bimana, Albertus Eko, Dicky Laksitama, Veronika Erlina, Cicilia Nian Erika, Siti Basitha, Andreas Rahardjo, Florina Leonora, Nicky Pratama, Amry Hidayat dan Agnes Christin. Dipentaskan di Gedung Societet Militer, Taman Budaya Yogyakarta.


You May Also Like

0 komentar